Bid’ah, Kreatifitas dalam Beragama


13747617391701489334Dalam kitabnya yang ditulis dengan bahasa Melayu berhuruf Arab bertajuk “Qathi’ Riqabil Mulhidin fi ‘Aqaidil Mufsidin (hlm. 33-35), Syaikh Dr. ‘Abdul Karim Amrullah –rahmatullah ‘alaih– berkata:

“Berkata Ibnu Hajar –rahimahullah Ta’ala-: ‘Bahwasanya bid’ah pada Agama artinya yang diada-adakan padahal tiada berdiri dengan dia dalil yang menunjukkan keadaannya wajib atau sunnah. Adalah ia dinamakan bid’ah syar’iyyah. Dan tiadalah ia dinamakan melainkan SESAT!!! Masuk ia di dalam kata Nabi:
كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ، وَ كُلُّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ
Artinya: “Bermula tiap-tiap bid’ah pada Agama ialah sesat, dan tiap-tiap yang sesat pada Neraka.

Dan berkata ia –shallallahu ‘alaihi wa sallam-:

لَا يَقْبَلُ اللهُ لِصَاحِبِ (ْبِدْعَةِ) صَوْمًا وَ لَا صَلَاةً وَ لَا حَجًّا وَ لَا عُمْرَةً حَتَّى يَدَعَهَا

Artinya: “Tiadalah menerima Allah Ta’ala bagi orang yang mempunyai bid’ah yang sesat itu akan puasa, dan tidak pula akan sembahyang, dan tidak pula akan umrah, hingga meninggalkan ia akan bid’ahnya itu.”

Dan berkata pula ia:

أَهْلُ الْبِدْعَةِ كِلَابُ أَهْلِ النَّارِ
Artinya: “Bermula ahli bid’ah itu anjing ahli neraka pada neraka.”

Dan berkata pula ulama:

اَلْخَيْرُ كًلُّهُ فِي الْإِتِّبَاعِ وَ الشَّرُّ كُلُّهُ فِي الْإِبْتِدَاعِ
Artinya: Bermula kebajikan sekaliannya pada mengikuti Nabi kita dan bermula kejahatan sekalian pada mengada-adakan Agama.

Dan berkata pula Al-Imam Al-Ghazali pada “Minhajul ‘Abidin”:

اَلْبِدْعَةُ فَوْقَ مَنْزِلَةِ الزِّنَى دُوْنَ الْكُفْرِ
Artinya: Bermula bid’ah pada Agama lebih daripada zina pada dosanya dan kurang daripada kafir.

Dan banyaklah hadits-hadits, dan ayat Quran, dan perkataan ulama yang menunjukkan gudang bahayanya dan dan dosa orang yang mengada-adakan pada Agama.

Hendaklah lihat risalah hamba (baca: penulis, Abdul Karim Amrullah) yang bernama “Izh-har Asathir Al-Mudhillin” dan risalah guru hamba (baca: Syaikh Ahmad bin ‘Abdul Lathif Al-Khathib Al-Minangkabawi) “Izh-har Zughal Al-Kadzibin”. Maka keduanya itu memadahilah bagi ikhwan-ikhwan yang mendak mengetahui dalil-dalil pada demikian…Wallahua’lam.

Tinggalkan komentar